Kamis, 10 Desember 2015

Akhirat Untuk Yang Tercinta (bag.1)

kehidupan ibu kota ini memang ga ada matinya, kehidupan di kota metropolitan bisa dibilang non stop 24 jam seperti hal nya hari ini, saya keluar rumah sekitar pukul 5.15 untuk pergi berkerja. Sambil berjalan dari pintu rumah menuju halte sekitar 500 meter, lumayan  perjalanan hanya sekedar untuk menuju angkutan umum. Sambil berjalan aku melihat berbagai pemandangan, begitu banyak orang dengan kesibukan mereka masing masing. Ada tukang sayur dengan gerobaknya yang sudah tidak terlihat oleh mata karena di penuhi pembeli, ada pula para professional muda berpakaian rapi dengan jalan yang kecepatan tidak biasanya seperti di kejar-kejar eemmmhhhh… mungkin dia biasa hidup di jepang dengan gaya jalan yang super cepat klo dibandingkan dengan orang-orang Indonesia. Belum selesai mata ini memandang keadaan pagi itu, sambil senyum aku melihat anak-anak berseragam berlalu kejar-kejaran dengan bus sekolah berharap tidak ketinggalan karena jika mereka harus naik angkutan umum pastinya mengurangi uang jajannya. Sampai juga di tempat pemberhentian angkutan umum, seperti sebelumnya aku menunggu bus antar jemput yang sudah disiapkan oleh pihak perusahaan. Kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi sepatu.
Sesampainya di tempat kerja aku kaget banyak orang yang sedang melihat mading, hal ini tidak biasa karena walaupun ada informasi tidak sepenuh ini. Ternyata isinya adalah daftar nama karyawan yang di mutasi, dan dari salah satu daftar nama tersebut ada nama yang tidak asing, yaa.. itu nama saya “Aufa”. O..o.o ternyata kebagian juga dimutasi pikir ku sambil senyum sendiri.
Aku menunggu kepala bagian untuk mengeluarkan perintah kerja, kami di mutasi untuk bagian yang berbeda dan gedung yang berbeda, tidak banyak yang dipikirkan hanya terlintas satu kata “Adaptasi”. Tidak tanggung-tangggung hari itu juga kami yang di mutasi pindah.
 Hari pertama di gedung berbeda sudah pasti ruangan dan orang-orang berbeda, terasa seperti karyawan baru stok lama berada disana. Aku diajak muter-muter di perkenalkan dengan rekan kerja dan ruangan yang ada disana.
Mata saya tertuju pada satu sudut yaa.. disana ada sebuah meja dengan segala peralatan, tpi sudah pasti bukan meja dan segala isinya yang menjadi perhatian saya tapi orang yang berada disana. Emmhhh… dengan kain yang panjang yang menutupi dirinya klo aku bilang itu seperti mukena yang digunakannya, dengan rok yang lebar serba tertutup namun bisa leluasa bekerja. Mata ku tak henti melihatnya…
bukan aneh tapi rasa yang berbeda saat itu, walaupun saya sudah berjilbab, yaaaa… jilbab ala gantung diri karena terlilit-lilit dileher dan jilbab ala kadarnya yaaaa… itu yang aku kenakan.
Tidak ku sangka orang yang sedari tadi aku pandangi berjalan mendekat menghapiri ku, emmmhh aku gugup saat itu, takut tersinggung dan sebagainya. Semakin mendekat detak jantung pun semakin kencang berdetak … aku yang berada sekitar 5 meter dari tempatnya bergegas sok sibuk, padahal saat itu masih bingung mau mengerjakan apa.
“Assalamualaikum… “ sapanya
“Wa’alaikumusalam, iya mba..” jawab ku
“Salam kenal, nama ku ira”
“Oh iya mba ira, aku aufa. salam kenal juga..”
Tanpa basi basi aku langsung mengajukan pertanyaan “ mba ira bagian apa ?”
“Aku bagian injection, bagian yang mendata produk dari semua mesin injection, bagian kita berkaitan ko, klo kamu bagian mendata asesorisnya.” Jelasnya
“Oh.. gtu ya mba,, mohon bantuannya” jawab ku sambil tersenyum
“Insyaallah semoga kita jadi partner kerja yang cocok yaa.. “ tambahnya
Kita saling senyum tanda akhir dari perkenalan ini.
Hari ganti hari kami pun semakin akrab, mba ira banyak membantu pekerjaan ku, makan siang bareng bahkan kita sudah asyik cerita-cerita, terlebih lagi mba ira orangnya hamble jadi asyik banget nggak seperti apa yang terpikirkan sebelumnya.
***
Seharian semua orang sudah sibuk dengan tugasnya masing-masing, berharap waktu pulang tiba. Aku yang tidak harus lembur bergegas merapihkan tempat kerja. Sedang asyik membereskan barang-barang yang ada di meja tidak disadari ada yang berdiri di sampingku sambil tersenyum  namun senyumnya itu penuh dengan pertanyaan, ya yang sedang berdiri sambil senyum-senyum melihat ku itu mba ira.
“ biasanya hari minggu kemana..?” tanyanya
Sambil berpikir tumben mba ira bertanya seperti itu, “ biasanya ya dirumah aja, klo pun pergi paling main dengan teman-teman ke mall, kenapa mba..? jelas ku sambil ku ajaukan pertanyaan lagi.
“eemmmmhhh,,,,,, minggu ini kita jalan-jalan yuck… mau nggak?”
“Wahhhh… kita mau kemana emangnya, Insyaallah minggu ini saya kosong” jawab ku excited sekali
“Malam minggu mba sms tempat ketemuannya, insyaallah nggak rugi ko…!!!!”
Oh.. iya mba, aku tunggu sms nya…!!! Sambil senyum dan pamit pulang duluan.
Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan ajakan mba ira, tumben banget diajakin jalan tapi ga tau temapatnya dan rahasian gitu, dan lucunya saya langsung mengiyakan saja, biasanya setiapa diajak jalan selalu detail nanyanya, yaaa.. saya orang seperti itu kalo mau melakukan sesuatu itu harus jelas walaupun hanya sekedar jalan bareng teman ke mall, pergi sama siapa aja, mau ngapain..? jam berapa dan masih banyak lagi yang akan ditanyakan. Tapi berbeda dengan ini tanpa berpikir saya langsung mengiyakan.
Yaaa,,,, malam ini malam minggu, seperti yang sudah sudah aku habiskan malam minggu di rumah saja sambil bercengkraman dengan keluarga, atau dihabiskan membaca novel dan nonton tv tergantung mood saat itu maunya apa. Tiba-tiba hp bergetar menandakan ada sms yang masuk, bergegas ku lihat hp untuk membacanya. Ternyata sms dari mba ira sesuai janjinya ingin menginformasikan mengenai janji esoknya. Nggak pake lama aku langsung membukanya.
“ Assalamualaikum, Aufa besok kita ketemuan di depan rumah sakit awal bros ya di kebon nanas jam setengah 7 pagi kalo bisa jangan telat ya, oia jangan lupa bawa Al-qur’an terjemahaan dan catatan sama pulpen buat coret-coret. Hhehe” 
Itu Sms yang dikirim mba ira, tidak langsung ku balas karena takut salah baca, karena awalnya janjian itu mau jalan-jalan.. lahhh.. ko ini malah disuruh bawa buku pulpen dan dasyatnya bawa Al-qur’an terjemahaan. Emmhh.. salah kirim yaaa.. tpi klo salah ada manggil nama. Hati ini tidak berhenti bicara sendiri logika ku bermain-main disini.
Hadeuh… mba ira bikin pensaran deh lagi-lagi hati ku berbicara sendiri…
Langsung ku balas pesan singkatnya untuk menjawab semua rasa penasaran ini. “Wa’alaikumussalam Mba ira, ini bener harus bawa Al-Qur’an, emangnya kita mau kemana?” langsung ku sentuh tombol send.
Menungu ku balasan dari mba ira, ternyata lumayan lama sampai-sampai sudah tidak sadar saya terlelap tidur.
***
Suara ayam sudah berkokok bertandakan adzan subuh segerah berkumandang, mmmhhh… ayam milik tetangga memang selama ini menjadi alarm buat saya, karena ia berkokok berkali-kali 15 – 30 menit sebelum adzan subuh berkumandang. Siapa yang miara ayam, siapa yang di untungka hehhee.
Aku coba bangkit dari tempat yang begitu nyaman sekali walaupun hati merasa belum rela karena masih ingin menikmati tidur terlebih lagi ini hari libur jadi membuat tubuh enggan bergerak. Akhirnya kupaksakan mata ini untuk terbuka dan melihat ke sitiap sudut kamar, pas pada posisi di benda yang berbentuk lingkaran dan bergambar kaligrafi Allah dan bersanding dengan kekasihnya yaitu Nabi Muhamad Salallahualahi wa salam, ku lihat baik-baik jarum jam di dalamnya mengarahkan pada angka 04 pagi, sontak tubuh ini langsung bangkit dari tempat yang membuatnya malas-malasan dan aku pun langsung teringat janji dengan mba ira.
Aku langsung membuka hp karena ingin memastikan, berhubung semalam sms belum sempat dibalas. Setelah ku buka ternyata ada pesan singkat dari mba ira.
“ iya Aufa bener, besok kita jalan ke pejompongan ketemuan sama ustad muda dan keren, pokoknya ga nyesel deh, insyaallah banyak manfaatnya.. sampai ketemu besok yaa”

Ketemu ustad…???? Pikir ku
Ya sudah lah, pergi saja siapa tau memang bermanfaat kedepannya.. bicara sendiri sambil menuju kamar mandi.
Setelah selesai semua, aku ingat bahwa mba ira menyuruh ku membawa al-quran terjemahaan, sambil berpikir saya punya al-quran kecil dan ada terjemahaan tapi dimana yaa.. sambil berpikir dan terus mencari,,, yaaa.. maklum  selama ini baca al-quran juga nggak tiap hari, kalau pun baca pake al-quaran yang besar dan seadanya di rumah. Setelah mencari-cari ternyata ada di tumpukan buku-buku, ya.. sedikit legah ternyata masih ada.
Setengah enam aku sudah siap untuk berangkat, aku pamit dengan ibu yang sedang menyiapkan sarapan.
“Mah.. aku pergi dulu yaa, mau ke pejompongan mau jalan sama temen kerja..???” pamit ku
“Loh.. ko pagi banget , nggak sarapan dulu..???” sambil kaget karena ga biasanya hari minggu jalan sepagi ini.
“Nggak….  udah di tungguin, nti telat,, jalan dulu mah. Assalamualaikum..” sambil berjalan kelur dapur.
“Iya hati-hati…” sahutnya mengijinkan
Setalah itu seperti biasa aku jalan dari rumah sampai ke halte, sesampai di halte beruntung langsung ada angkot jurusan cikokol yaa. Tidak perlu mengarahkan angkot untuk berhenti, angkotnya langsung berhenti sendiri di depan ku. Emmh.. mungkin aku jadi penumpang pertama piker ku karena belum ada penumpang selain aku.
Sambil di angkot ternyata karena belum ada penumpang, angkotnya ngetem lama sekali di terminal poris. Ya allah.. sambil liat jam sudah jam setengah tujuh, pasti mba ira nunggu lama nih.. langsung ku ambil hp untuk mengabarkan mba ira bahwa angotnya ngetem , berharap mba ira mengerti disana.
Tidak disangka baru aku ambil hp dari dalam tas, ada telepon dari mba ira. Langsung ku angkat karena ingin menjelaskan keterlambatannya.
“ Assalamualaikum..” suara salam dari sebrang sana
“ wa’alaikumusalam mba, maaf mba aku telat ini angkotnya masih ngetem” ku jawab salamnya, dan langsung menjelaskan keadaan yang aku alami.
“Iya gpp, Cuma mau pastiin aja, kamu jadi” jawabanya
Ya.. udah aku tunggu yaa Fa, hati-hati dijalan, Wa’salamualaikum…. lanjut mba ira
Iya mba makasih, wa’alaikumusalam, ku tutup percakapan ini.
  Angkot melaju dengan kecepatan mungkin sekitar 40 km perjam, supir angkot sambil lihat kanan kiri berharap ada penumpang yang ingin menaiki angkotnya. Aku yang duduk dibelakang sudah tidak mau ambil pusing lagi dengan lambatnya cara supir mengemudikannya, aku nikmati pemandangan pagi kota tangerang. Sesampainya di depan mall tang city melihat banyaknya yang menggunakan seragam hijau sedang melakukan senam, aku perhatikan sisi lainnya terdapat beberapa bazar yang sudah dipenuhi pembelinya. Dan sisi lainnya ada sebuah posko cek kesehatan. Ternyata sedang ada event yang terlintas dalam benak, sambil senyum melihat sekeliling area Mall Tang City dari dalam angkot. Beberapa kilometer lagi sampai pada tempat tujuan aku yang mulai aga risau karena melihat matahari semakin meninggi segera melihat jam, ternyata sudah hampir jam tujuh, dengan sedikit risau aku segera mengabarkan kembali mba ria berharap beliau tidak kecewa.
Akhirnya jam 07.05 saya sampai di rumah sakit awal bross, setelah turun dari angkot dan membayarnya tidak lama langsung ada yang menghapiri ku dan mengucap salam.
“Assalamualaikum fa… “ sambunt mba ira sambil mengulurkan tangan
“Wa’alaikumussalam, afwan mba telat…”
Sambutan hangat dengan senyum yang sumringahnya mba ira, dan disana bukan hanya mba ira ada dua orang lainnya.
“Kenalin fa, ini mili dan ini mba arum..” sambung mba ira mengenalkan temannya..
Melihat mba arum aku jadi merasa salah kostum, mba arum lebih tertutup di banding mba ira, namun melihat mili yang seumuran dengan ku beliau pun masih mengunakan jean biru dengan kemeja panel dan kerudung dongkernya, membuatkan seakan ada temannya, kalaupun salah kostum ada toh ada temannya ini hehhe.
Akhirnya perjalanan menuju tempat yang kita tujuh di mulai dengan menaiki sebuah bus umum namun saya lupa bus jurusan apa, yang pasti arah bus tersebut melewati bendungan hilir, sepanjang perjalanan kita tidak banyak bicara karena keadaan bus yang penuh sehingga duduk pun kita terpisah-pisah.
Sampailah kita di tempat yang ditujuh, emmhhhh yang terlihat pertama adalah rumah sakit angkatan darat, dan terlintas dalam pikiran saya, ini ngapain di rumah sakit. Ternyata bukan itu tujuannya, kita berjalan lumayan jauh dari tempat berhenti bus, sekitar 100 meteran berjalan akhirnya sampai di madrasah darusalam.
Disana sudah ramai sekali, di dalam kelas sudah penuh sesak oleh ibu-ibu dan bapak-bapak dan rata-rata dari mereka berpakaian syar’i serta laki-lakinya berjenggot dan bepakaian gamis serta celana cingkrang. Aku bisa melihat semua peserta kajian  yaaa karena aku berada di bangku paling belakang, maklum datang telat hehhee.
Kucoba mengukuti jalannya kajian tanpa bertanya banyak ini pengajian apa dan tempat apa. Ustad yang menjelaskan di depan forum layaknya dosen, walaupun iya sudah di bilang sepuh tapi ia masih sangat semangat dalam menjalani tugasnya untuk menjelaskan materi kajian.
Kajian saat itu mengenai birul wa lidain,  ya saat itu kajian hening sekali karena pembahasan yang bisa tapi disampaikan dengan luar biasa sehingga pendengarnya merasakan hal yang berbeda , tanpa sadar ternyata aku sempat meneteskan air mata saat membicarakan ayah dan tentu terlebih saat membahas ibu. Enatah apa yang merasuki hati ku, aku yang duduk di bangku belakang sedari tadi mengeluarkan air mata tidak kunjung berhenti sampai-sampai tidak sadar ustad yang yang menjelaskan melihat kearah ku sambil tersenyum, sesaat aku sadar bukan hanya ustad saja tapi orang di sekeliling ku juga banyak yang melihat, langsung ku hapus air mata ini. Dan ku berikan senyuman kepada mereka semua berharap tidak ada yang bertanya dan berpikir macam-macam. Dalil demi dalil di keluarkan ustad tidak sadar aku tidak sempat mencatat apa saja dalil yang di sebutkan oleh ustad tadi, karena teramat tersentuh oleh penjelasannya.
Kajian berakhir semua orang bubar jalan sambil bersalaman satu sama lainnya, aku mengikuti kebiasaan yang disana sambil bersalaman ada beberapa yang menyapa ku
“Baru ngeliat, hari pertama ikut kajian yaa?”
“Wah.. si mba ini ikut kajian sampe terharu banget.”
Bahkan ada yang memberikan motivasi,
“ sabar ya mba, masih muda kalo masih ada orang tua di manfaatkan, berbakti, semangat mba.”
Dan masih ada yang lainnya, aku hanya tersenyum menanggapinya terlebih memang belum kenal dengan mereka. .
Usai bubar aku bersama mba ira dan beberapa orang laiinya tidak langsung pulang, kami mengikuti kelas tahsin, yang ngajar anak dari ustad  namanya Dewa biasa di panggil mas dewa.
“Ini ustad ganteng yang kemaren aku janjiin, lulusan LIPI loh, beliau udah S2 tapi belum nikah.” Ledek mba ira mengingatkan ajakannya pertama kali
Aku hanya membalasnya datar “ iya mba ganteng… “
***
Perjalanan menuntut ilmu hari ini berakhir kami pulang dengan jalan pulang yang berbeda beda, aku lebih memilih tidak ikut mba ira naik bus patas karena lebih jauh untuk sampai kerumah ku, aku naik busway jurusan grogol-kalideres.
Sepanjang perjalan yang aku ingat kata-kata ustad saat itu 

Mana usaha mu untuk akhirat ibu bapak mu,..???
berjilbab aja masih belum bener, ibadah aja malas-malasan, kebaikan apa yang telah engkau yakini akan membantu orang tua mu , kalau kamu masih seperti ini. Ibadah ala kadarnya, tadabur qur’an ala-alan ya karna ga pernah… di tambah lagi banyak dosa yang kamu buat tiap hari, jam, menit bahkan detik.”



“Mau jadi penolong disurga tapi kelakuan tidak mengarah ke surgawi, wahai anak ku perbaikilah dirimu, mungkin ayah mu lupa memberitahukan mu karena ia lelah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mu, atau mungkin ibu mu sudah tidak sempat mengajari mu karena begitu banyak yang dikerjakannya, maka dari itu wahai anakku engkau sudah di berikan fasilitas untuk belajar maka gunakanlah dengan baik dan aplikasikanlah kehidupan sehari-hari.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar